Minggu, 27 April 2014

Makalah Pengamatan Museum Geologi

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Museum Geologi merupakan salah satu objek studi tour yang diberikan oleh guru yang dijadikan oleh penulis sebagai bahan karya tulis. Penulis memilih karya tulis ini karena merupakan objek yang bagus dan berdasarkan hasil observasi dan penelitian pada studi tour pada tanggal 20 Desember 2011. Karya tulis ini dibuat berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a.      Mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan khususnya
b.      Penyelidikan dan mengamati suatu objek
c.       Penulisan dan keuletan dalam pembuatan karya tulis, serta untuk menganalisa dan menarik kesimpulan.

2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

- Pembatasan Masalah
Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah karya tulis ini adalah :
a.      Pengertian Museum Geologi
b.      Sejarah berdirinya Museum Geologi
c.       Sejarah permukaan muka bumi serta kehidupan masa lampau
d.      Jenis-jenis peninggalan sejarah

- Perumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan, penulis membagi permasalahan dan bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a.      Pada tanggal berapa Museum Geologi berdiri dan diresmikan?
b.      Apa fungsi Museum Geologi?
c.       Bagaimana sejarah permukaan muka bumi?
d.      Jenis-jenis fosil apa saja yang terdapat di Museum Geologi Bandung?
e.      Benda-benda apa saja yang digunakan manusia pada masa lalu?


3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam perumusan karya tulis ini adalah :

  • Sebagai salah satu tugas lintas mata mata pelajaran untuk nilai tambahan.
  • Untuk dapat lebih memahami dan mendalami tentang analisis dari Museum Geologi
  • Untuk menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di Museum Geologi.

s    4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan antara lain mencatat hal-hal penting yang diperlukan dalam pengerjaan laporan ini saat di Museum Geologi. Metode lain yang digunakan juga yaitu teknik Studi Kepustakaan dan Literatur, serta pencarian informasi di Internet. Studi Kepustakaan dan Literatur yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis, baik berupa buku, diktat, dan media lainnya yang tentu ada kaitannya dengan masalah-masalah yang dibahas di dalam karya tulis ini.

           
BAB II
PEMBAHASAN

1. Museum Geologi
1.1. Pengertian Museum Geologi
Museum Geologi pertama kali diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 Masehi, awalnya museum ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi hasil penyelidikan geologi yang dilakukan oleh para ahli yang dikomandoi oleh pemerintah Belanda pada zaman dahulu.

1.2.  Sejarah berdirinya Museum Geologi
Berdirinya Museum Geologi sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850-an, oleh “Dienst van het Mijnwezen”, yang berkedudukan di Bogor (1852-1866). Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta (1866-1924) dan akhirnya pindah ke Bandung, menempati Gedung Gouvernement Bedrijven (sekarang Gedung Sate).

Para ahli geologi dalam melakukan penyelidikan/penelitian geologi di lapangan selalu membawa contoh batuan, mineral dan fosil untuk diteliti di laboratorium. Mulai tahun 1922 penyelidikan geologi di Indonesia semakin meningkat sehingga contoh batuan, mineral dan fosil yang dikumpulkan dari berbagai daerah di wilayah Indonesia semakin melimpah. Berbagai contoh tersebut memerlukan tempat khusus untuk didokumentasikan, sehingga pada tahun 1928 dibangunlah gedung yang diperuntukan bagi Laboratorium Geologi di Rembrandt Straat (sekarang Jl. Diponegoro). Gedung ini dirancang dengan gaya arsitektur “art deco” oleh arsitek Belanda Ir.H. Menalda van Schouwenburg. Kemudian timbul suatu gagasan untuk memperlihatkan koleksi tersebut kepada masyarakat luas, sehingga pada 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV, diresmikanlah gedung tersebut sebagai Museum Geologi dengan nama Geologische Museum. Berbagai koleksi Museum Geologi pada waktu itu disimpan dan ditata di dalam lemari-lemari kaca (vitrin). Setiap koleksi dilengkapi label yang menginformasikan nomor koleksi, nama koleksi, tempat ditemukan dan kolektornya. Sistem peragaan seperti itu relative tidak berubah sampai tahun 1998, namun demikian pengunjung yang datang ke Museum Geologi setiap tahunnya terus meningkat, khususnya pelajar.

1.3. Jumlah Pengunjung
Dari tahun 1969 sampai tahun 1998 Museum Geologi pengunjung pun terus meningkat jumlahnya, 85% terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang ingin menambah ilmu pengetahuannya dalam bidang geologi atau sejenisnya, karena pada sistem peragaan yang disusun pada tahun 1929 kurang informatif, maka mulai tahun 1993 dijajaki proyek kerjasama dengan pemerintah Jepang dengan pengembangan. Museum geologi proyek kerjasama saat ini diselesaikan pertengahan yaitu pada bulan Agustus 2002 dan diresmikan tanggal 22 Agustus 2002.


2.Sejarah permukaan muka bumi serta kehidupan masa lampau
2.1.           Pengertian
Bumi terbentuk dimulai 4.600.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa perkembangan sampai terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebut disebut masa Arkeozoikum yang berakhir 2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak bumi.

PRAKAMBIUM (ARKEZOIKUM DAN PROTEROZOIKUM)
ARKEOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN PURBA) :
4.600.000.000-2.500.000.000 TAHUN LALU
Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang dibuktikan dengan ditemukan fosil Cyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun). Masa ini dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu :
1.      Masa Priscoan atau Hadean (4,6 – 4 milyar tahun lalu), merupakan masa persiapan bumi untuk dihuni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
2.      Masa Arkeozoikum atau Arkean (4 – 2,5 milyar tahun lalu), merupakan masa pemunculan kehidupan paling primitif (purba) yang bermula di dalam samudera berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah Stromatolites dan Cyanobacteria.



PROTEROZOIKUM (MASA KEHIDUPAN AWAL) :
2.500.000.000 – 540.000.000 TAHUN LALU
Pada masa akhir PraKambrium, benua-benua yang semula berpencar mulai menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samuderanya “Panthalassa”. Masa Proterozoikum atau disebut juga Masa Alginkian adalah masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (Eukaryotes dan Prokaryotes), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks sejenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal dan bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil yang terkenal pada masa ini adalah stromatolit alga Jacutophyton, cacing gilig Dickinsonia, cacing beludru Hallucigenia, dan ubur-ubur Mawsonite.

PALEOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN TUA) :
540.000.000 – 245.000.000 TAHUN LALU
Masa ini mulai terjadi perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya ikan dan amfibi serta sebagian reptilia, dan juga sebagai masa perkembangan ganggang laut serta tumbuhan berspora. Masa Paleozoikum dibagi menajdi 6 zaman sebagai berikut :

1. Zaman Kambrium: 540.000.000 – 510.000.000 tahun lalu
Bumi masih berbentuk lautan penuh dengan daratan yang disebut dengan Ondwana yang merupakan cikal bakal pulau / negara India, Afrika, sebagian Asia, Australia, Antartika dan lain -lain. Pada zaman ini mulai banyak muncul kelompok hewan invertebrata yang mempunyai kerangka luar dan bercangkang sebagai pelindung, sehingga kehadirannya sebagai fosil diakui sejak lama sebagai bukti adanya kehidupan nyata. Fosil yang umum dijumpai dengan penyebaran yang luas adalah Alga. Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Braklopoda dan Atropoda. Fosil penunjuk untuk zaman ini adalah Trilobita (kelompok Artropoda yang kini telah punah).

2. Zaman Ordovisium : 510.000.000 – 439.000.000 tahun lalu.
Daratan Gonswana masih menutupi celah-celah samudra, meluapnya samudra dan terjadinya zaman es adalah peristiwa yang terjadi pada masa ini. Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan pemunculan invertebrata lain seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak laut), Asteroid (Bintang laut), Krinoid (Lilia laut) dan Bryozoa. Koral dan Alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan Trilobit melimpah sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Pada zaman ini juga mulai muncul vertebrata dan jenis ikan tanpa rahang.



3. Zaman Silur : 439.000.000 – 408.000.000 tahun lalu
Terjadi pembentukan kereta pegunungan yang melintasi daerah yang sekarang kita kenal sebagai daerah Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara. Pada zaman ini mulai terjadi peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul untuk pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup kalajengking raksasa (Eurypterid) dan ikan yang berperisai tulang sebagai pelindung.

4. Zaman Devon : 408.000.000 – 362.000.000 tahun lalu
Menyurutnya samudra hingga menyebabkan benua raksasa Gondwana daerah Eropa Timur dan Greenland terjadi pada masa ini. Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul seranggga untuk pertama kalinya.

5. Zaman Karbon : 362.000.000 – 290.000.000 tahun lalu
Terjadinya penyatuan benua dan membentuk daratan yang iklim daerahnya tergantung pada letak geografis dan astronomisnya masing-masing. Zaman ini merupakan zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan. Reptilia dan Seranggga raksasa muncul pertama kali. Pohon pertama yang muncul adalah jamur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang tumbuh di rawa-rawa. Saat itu benua-benua mulai menyatu membentuk satu masa daratan yang sangat luas disebut Pangea. Bumi mulai mengalami perubahan lingkugan serta berbagai bentuk kehidupannya. Iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang terisi pepohonan dan sekarang tersimpan batubara.

6. Zaman Perm : 290.000.000 – 245.000.000 tahun lalu
Benua Pangea bergabung bersama membentuk daratan, air mulai menyurut karena terjadi pembentukan di daerah Antartika dan Afrika yang menyebabkan terjadinya iklim kering gurun pasir di daerah utara. Pada zaman ini perkembangan reptilian yang mirip mamalia mulai meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan Konifer dan Ginkop primitif. Zaman ini diakhiri dengan kepunahan massal dalam skala besar, dimana trilobite, koral, dan ikan menjadi punah.

MESOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN TENGAH) :
245.000.000 – 65.000.000 TAHUN LALU
Masa Mesozoikum adalah masa berkembangnya hewan Reptilia, khususnya Dinosaurus, serta berkembangnya Amonit dan tumbuhan berbiji purba. Masa ini dibagi menjadi tiga zaman : Trias, Jura, dan Kapur:



1. Zaman Trias : 245.000.000 – 208.000.000 tahun lalu
Pada zaman ini benua Pangea bergerak ke utara dan membentuk gurun. Lapisan es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
Di zaman ini, Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kali. Amonit semakin umum, sedangkan gastropoda dan bivalvia semakin meningkat Cynodont, sejenis reptilia mirip mamalia pemakan daging mulai berkembang. Mamalia pertama mulai muncul dan reptilia air semakin banyak seperti penyu dan kura-kura. Jenis tumbuhan cycad (mirip palem) dan konifer mulai menyebar.


2. Zaman Jura : 208.000.000 – 145.000.000 tahun lalu
Benua Pangea terpecah yaitu daratan yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara memisahkan diri dari daratan Afrika. Selain itu, daratan Amerika Selatan memisahkan diri dari daratan Antartikan dan Australia. Zaman Jura adalah zaman kejayaan Dinosaurus yang menguasai daratan, sedangkan lautan dikuasai reptilia laut seperti Pterosaurus serta Pterodactyl. Burung sejati pertama (Archaeopteryx) mulai muncul. Berbagai jenis buaya mulai berkembang, sedangkan Amonit dan Belemnit menjadi sangat umum. Tumbuhan Ginko, Benetit dan Sequoia melimpah dan Konifer menjadi umum.

3. Zaman Kapur : 145.000.000 – 65.000.000 tahun lalu
Pada zaman ini, Negara India terlepas dari Afrika dan bergerak menuju Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India. Zaman ini merupakan puncak kejayaaan Dinosaurus raksasa dan reptilia terbang. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang baik ragam, jenis, maupun bentuknya. Mamalia berari-ari mulai muncul pertama kali. Saat itu iklim sedang mulai muncul.

KENOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN BARU) : TERSIER DAN KUARTER
65.000.000 TAHUN LALU – SEKARANG
Masa Kenozoikum merupakan masa perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi dua, yaitu Zaman Tersier dan Kuarter. Pada Zaman Tersier-Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global.

ZAMAN TERSIER : 65.000.000 – 1.700.000 tahun lalu
Zaman ini merupakan zaman perkembangan mamalia di belahan dunia yang lain, akan tetapi tidak demikian hanya dengan Indonesia, karena pada zaman ini sebagian besar Kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karena itu, fosil-fosil yang dijumpai di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama moluska dan foraminifera.



1. Kala Paleosen : 65.000.000 – 56.500.000 tahun lalu
Pada zaman ini merupakan awal munculnya pemakan rumput, primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid.

2. Kala Eosen : 56.500.000 - 35.500.000 tahun lalu
Pada zaman ini, daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah. Pada zaman ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda, binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta, badak, dan lainnya, termasuk hiu raksasa (Basilosaurus) dan Burung Raksasa (Diatryma).

3. Kala Oligosen : 35.500.000 – 23.500.000 tahun lalu
Pada zaman ini, daratan kian luas, lautan menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara luas di daerah Amerika dan daerah Eropa mulai terbentuk pada kala Oligosen ini. Pada kala ini, mamalia semakin bertambah besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama muncul. Nenek moyang kucing, anjing, dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti : kepiting, kerang dan siput. Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan pesatnya perkembangan hewan pemakan rumput.

4. Kala Miosen : 23.500.000 – 5.200.000 tahun lalu
Pada kala ini padang rumput semakin meluas, hutan semakin berkurang. Oleh karena itu, mamalia pemakan rumput berkembang semakin pesat. Kala ini dicirikan oleh munculnya Homonoid (Proconsul), lembu, domba, dan monyet.

5. Kala Pliosen : 5.200.000 – 1.700.000 tahun lalu
Sejumlah besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin. Pada kala ini, muncul hominid yang pertama. Fosil-fosil penciri Kala Pliosen yang ditemukan di Indonesia secara melimpah adalah dari kelompok moluska dan foraminifera.

ZAMAN KUARTER :
1.700.000 TAHUN LALU - SEKARANG

1. Kala PlIstosen : 1.700.000 – 10.000 tahun lalu
Kala ini dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi 5 kali peristiwa Glasiasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia. Mamalia yang berkembang pada kala ini mempunyai ragam bentuk yang spektakuler, seperti Mammoth, Mastodon, Smilodon (harimau bergigi pedang), Megatherium (kukang tanah raksasa), Beruang gua, dll. Di sudut peragaan Kala Plistosen, dipamerkan mamalia dan vertebrata lainnya yang pernah hidup di Indonesia pada kala ini, termasuk fosil manusia purba dari Indonesia dan seluruh dunia.

2. Kala Holosen : 10.000 tahun lalu - sekarang
Pada kala Holosen ini jenis kehidupan berkembang pesat dan manusia modern mulai muncul.


3.
Jenis-Jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau)
Di Museum Geologi ini terdapat berbagai hasil-hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau) diantaranya fosil dan benda-benda hasil peninggalan zaman dulu.

a. Fosil
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosil mahluk hidup lainnya. Fosil manusia purba yang ada disini yaitu :

1. Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masih dengan tulang pipi tebal tonjolannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.

2. Phytecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm.

3. Homo sapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.

Di sini juga terdapat fosil hewan dan tumbuhan diantaranya :
1. Gajah Kerdil Elephas Maximus
2. Bovid
3. Cypirinis Carpio
4. Phyton Retigulanus
5. Gajah Purba Stegodon trigonocephalus
6. Kerbau Buballus palaeokerabau
7. Sinomastodon bumiayuensis
8. Badak Rhinoceros sondaicus
9. Kudanil Hippopotamus simplex
10. Kura-kura raksasa Geochelone atlas
11. Babi rusa Celebochoerus heekereni
12. Komodo Varanus komodoensis
13. Gajah Kerdil Stegodon sompoensis
14. Stegodon sondari
15. Ular Sanca Phyton reticulates
16. Ikan Cyprinis carpio
17. Corvus 59 B

Akan tetapi tidak saya jelaskan, hanya sebagian diantaranya :

1. Fosil Phyton Reugulatius
Fosil ini merupakan fosli ular yang ditemukan di Indonesia, Ciharaman kabupaten Bandung. Diameter 5 m. Morfologinya mendekati jenis Phyton reticulates, diperkirakan umurnya 30.000 - 40.000 tahun yang lalu.


2. Elephas  maximus
Fosil gajah yang rahang bawahnya merupakan terlengkap jenisnya di Indonesia (saudara Imam) pada waktu menggali sumur di rumahnya 16 Mei 2002 (terendap dalam batu pasir konglomerat 20.000 – 30.000 tahun yang lalu).

b. Alat atau Benda pada Masa Lampau
Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan dalam kehidupannya sehari-hari yaitu :

1) Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu diantaranya :
a.      Kapak Penimbas (Chopper)
b.      Serut genggam (Sropper)
c.       Kapak penerak (Chopping tool)
d.      Pahat genggam (hand adec)
e.      Kapak genggam awai (Proto hand axe)

2) Alat serpih
Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas, memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.

3) Alat tulang
Adalah perkakas yang bahan dasarnya terbuat dari tulang binatang. Tulang-tulang ini dibentuk dari tulang hewan hasil buruan, biasanya sebelum digunakan sebagai alat biasa dibentuk sesuai kebutuhan.


Contohnya:
*Batu Giling (grinding stone) adalah alat yang pernah digunakan pada abad ke VII, Zaman Kerajaan Sriwijaya, di daerah Palembang. Alat tersebut digunakan untuk menghancurkan batuan yang mengandung bijih emas, agar emas dapat dipisahkan dari batuannya.

*Dalam kehidupan tradisional, manusia telah menggunakan batuan untuk menumbuk dan menghaluskan bahan makanan; sabit untuk bercocok tanam; kapak untuk memotong kayu; setrika untuk merapihkan baju dan manik-manik untuk perhiasaan. Sabit, kapak maupun setrika, bahan dasarnya berasal dari mineral “besi”, sedangkan manik-manik berasal dari “batu mulia”.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Museum geologi merupakan tempat dari hasil peninggalan-peninggalan pada zaman dulu yang baik sebagai tempat ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh kalangan pelajar. Permukaan bumi merupakan hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendapat perubahan dari zaman ke zaman.

Saran
Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umum, dengan adanya Museum Geologi atau tempat sejenisnya harus dijaga kelestariaannya serta adanya perkembangan agar pada waktu kelak nanti para generasi penerus bisa mengetahuinya. Permukaan bumi perlu dijaga dan dilestarikan agar alam tidak marah.