Kamis, 24 Januari 2013

Contoh Sakubun



WATASHI NO ICHI NICHI




Hajimemashite

Watashi no namae wa (nama kamu) desu. Indonesia-jin desu. Tangerang ni sunde imasu. Koukousei desu. SMAN........ Tangerang no seito desu. Juu ni nensei desu.  Tanjoubi wa juu ichi gatsu itsuka desu. Juu nana sai desu. Yasashii kute omoshiro kute kirei desuga majime desu. Yasete imasu. Megane o kakete imasu. Jilbab o kabutte imasu.

Watashi no shumi wa man’ga o yomu koto desu. Eigo ga dekimasu. Doubutsu no naka de hato ga ichiban suki desu. Neko ga suki dewa arimasen. Supootsu no naka de badominton ga ichiban suki desu. Demo oyogu wa amari suki dewa arimasen. Hashiri ga suki dewa arimasen. Watashi wa on’gaku ga suki desu. Jazu ga ichiban suki desu. Demo dangdut wa suki dewa arimasen.

Watashi wa kudamono ga suki desu. Suika ga ichiban suki desu. Demo bashichi wa amari suki dewa arimasen. Dorian ga suki dewa arimasen. Watashi wa keeki ga suki desu. Buraunii keeki ga ichiban suki desu. Demo korokke wa amari suki dewa arimasen. Taruto ga suki dewa arimasen. Nomimono no naka de kapuchiino ga ichiban suki desu. Koohii ga suki dewa arimasen.

Watashi wa go-nin kazoku desu. San-nin kyoudai desu. Chichi to haha to otouto to imouto to watashi desu. Chichi no namae wa .................. desu. Indonesia-jin desu. Tangerang ni sunde imasu. Kaishain desu.  Tanjoubi wa juu gatsu juu shichi-nichi desu. Yon-juu-yon sai desu. Se ga takai desu. Doubutsu no naka de tori ga ichiban suki desu. Supootsu no naka de badominton ga ichiban suki desu. Chichi wa terebi o mimasu ga suki desu. Bangumi no naka de Kick-Andy ga ichiban suki desu.

Haha no namae wa ................. desu. Indonesia-jin desu. Tangerang ni sunde imasu. Shufu desu.  Tanjoubi wa juu gatsu itsuka desu. Yon-juu-ni sai desu. Doubutsu no naka de neko ga ichiban suki desu. Supootsu no naka de badominton ga ichiban suki desu. Yasashi kute se ga takai kute kami ga mijikai desu. Futotte imasu. Shumi wa ryouri o tsukuru koto desu. Haha wa Indonesia-ryouri ga suki desu. Tor-Tor dansu ga dekimasu. Indonesia-ryouri no naka de gyuuniku no supaishi ga ichiban suki desu.

Otouto no namae wa .................. desu. Indonesia-jin desu. Tangerang ni sunde imasu. Koukousei desu. SMA ...... Tangerang no seito desu. Juu nensei desu.  Tanjoubi wa ichi gatsu juu hachi nichi desu. Juu go sai desu. Doubutsu no naka de tori ga ichiban suki desu. Supootsu no naka de karate ga ichiban suki desu. Hansamu kute se ga takai desu. Shumi wa on’gaku o kiku koto desu. Otouto wa geemu ga suki desu.  Geemu no naka de Counter-Strike ga ichiban suki desu.

Imouto no namae wa ..................... desu. Indonesia-jin desu. Tangerang ni sunde imasu. Shougakuse desu. SDN ..... Tangerang no seito desu. Go nensei desu.  Tanjoubi wa ni gatsu ni juu go nichi desu. Jus-sai desu. Kami ga nagai desu. Doubutsu no naka de neko ga ichiban suki desu. Supootsu no naka de karate ga ichiban suki desu. Yasahii desu. Shumi wa e o kaku koto desu. Imouto wa ningyou ga suki desu. Doubutsu no naka de neko ga ichiban suki desu.

Watashi wa asa go-ji ni okimasu. Asa go-ji go-fun goro kao o araimasu. Asa go-ji jup-pun ni shubuh no oinori o shimasu.  Asa go-ji juu-go-fun  goro mizu o abimasu. Asa go-ji yon-juu-go-fun goro gohan o tabemasu. Miruku o nomimasu. Asa roku-ji han goro gakkou e ikimasu. Uchi kara gakkou made kuruma de juu-go-fun gurai desu. Asa roku-ji yon-juu-go-fun goro gakkou e kimasu. Asa shichi-ji ni gakkou de bengkyou shimasu.

Watashi wa hiru juu-ni-ji ni uchi e kaerimasu. Hiru juu-ni-ji han goro gohan o tabemasu. Hiru ichi-ji goro zuhur no oinori o shimasu. Hiru ichi-ji han goro terebi o mimasu. Hiru ni-ji goro nemasu. Hiru sagari san-ji juu go-fun goro azhar no oinori o shimasu. Hiru sagari yon-ji goro souji shimasu. Hiru sagari yo-ji ni-ju-go-fun supootsu o shimasu. Hiru sagari go-ji zasshi o yomimasu. Hiru sagari go-ji goro mizu o abimasu.

Watashi wa hiru sagari roku-ji jup-pun goro maghrib no oinori o shimasu. Hiru sagari roku-ji han goro gohan o tabemasu. Miruku o nomimasu. Hiru sagari roku-ji yon-juu-go-fun goro terebi o mimasu. Yoru shichi-ji yon-jup-pun goro shukudai o shimasu. Yoru hachi-ji goro isya no oinori o shimasu. Yoru ku-ji goro terebi o mimasu. Yoru juu-ji goro nemasu.

Douzoyoroshiku onegaishimasu


Semoga bermanfaat yaaaaa ..... ^-^










Kamis, 10 Januari 2013

Cirebon Akan Gelar Budaya Keraton




KOMPAS/RINI KUSTIASIH




JAKARTA, KOMPAS.com - Keraton Kasepuhan Cirebon akan menggelar Budaya Keraton pada 5 Desember 2012 untuk menghidupkan kembali tradisi keraton sebagai pusat pengembangan seni dan budaya sekaligus mengaktifkan ruang kreatif bagi masyarakat sekitar.


"Perlu ada tindakan nyata untuk mengembangkan seni dan budaya keraton yang dulu pernah menjadi tolok ukur berkembangnya sebuah peradaban," kata Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat di Jakarta, Senin (26/11/2012).


Menurut dia, budaya keraton yang berkembang sebagai hasil kreativitas para pendahulu sangat perlu untuk dilestarikan.


Seiring perkembangan zaman, seni dan budaya keraton dikhawatirkan akan ditinggalkan generasi muda karena minimnya acara yang menampilkan produk seni keraton. "Gelar Budaya Keraton Cirebon ini merupakan tindakan nyata untuk menggali kembali, melindungi, dan mengembangkan budaya keraton," katanya.


Pihaknya mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) untuk menggelar acara itu di Keraton Kasepuhan.


Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kemenparekraf, Ukus Kuswara, pada kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya mendukung upaya pelestarian seni budaya keraton sekaligus mengaktivasi ruang kreatif  bagi masyarakat.


"Selain Taman Budaya, keraton memiliki ruang-ruang kreatif yang perlu dikembangkan sebagai tempat berkreasi, pertunjukan, pameran, lokakarya, dan diskusi untuk masyarakat," kata Ukus Kuswara.


Kemenparekraf sendiri mengemban amanah untuk mengembangkan ruang-ruang kreatif dan ruang-ruang publik sebagai ajang gelar seni dan budaya.


Kesenian yang akan ditampilkan dalam Gelar Budaya Keraton Cirebon pada 5 Desember 2012 di Keraton Kasepuhan itu di antaranya seni pertunjukan dari Keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabon. Kesenian itu akan ditampilkan bersamaan dengan tradisi menjamu makan siang tamu keraton di Bangsal Prabayaksa Keraton Kasepuhan.


Di sana akan ditampilan tari Topeng Cirebon, tari Topeng Beling, tarian garapan SMKI Pakungwati, Genjring Sukapura, serta wayang kulit Cirebon semalam suntuk. Pada kesempatan itu Sultan Kasepuhan Cirebon akan menempatkan gamelan renteng Cirebon untuk mengiringi acara.


Gelar Budaya Keraton akan dirangkai dengan peluncuran program nasional terpadu dari Kemenko Kesra yang diberi nama Pandu Gerbang Kampung (Program Nasional Terpadu Gerakan Pembangunan Kampung). Pandu Gerbang Kampung Cirebon itu melibatkan beberapa instansi lain di samping Kemenko Kesra yakni Kemenpera, Kemenkes, Kemensos, Kemendikbud, SIKIB, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

11 Warisan Budaya Indonesia Diakui Dunia



SOLO, KOMPAS.com--Organisasi PBB untuk ususan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, UNESCO, telah mengakui 850 situs di dunia menjadi warisan budaya, termasuk diantaranya 11 situs yang ada di Indonesia.
Ke-850 situs yang diakui menjadi warisan budaya dunia itu terdiri dari 689 mengenai budaya dan 176 alam, kata Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Jero Wacik dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Dirjen Nilai Seni Budaya Dan Film, Ukus Kuswara, pada Kongres Sekretariatan Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) di Solo, Rabu.
Sebanyak 11 situs budaya Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, antara lain mengenai Batik, Wayang, Keris, Angklung, dan situs manusia purba Sangiran.
Mengenai batik, dalam menjaga dan mengembangkannya kedepan tidak ada masalah, karena sekarang tidak hanya kaum tua, generasi muda pun sudah memakai kain batik, sementara keris hanya digunakan sebatas sebagai pelengkap pakaian adat.
"Untuk mempertahankan keris sebagai warisan budaya dunia, memang tidak mudah dan ini menjadi tantangan tersendiri, maka lewat kongres ini harus bisa dijabarkan untuk keris agar tidak saja menjadi pelengkap pakaian adat. Tapi juga bisa sebagai benda seni dan bisa menjadi nilai tambah dan tidak hanya generasi tua, tetapi juga muda yang menyenangi," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahlinya Bidang Politik Maryanto mengatakan bahwa keris memang pada awalnya sebagai senjata untuk melindungi diri, tetapi sekarang sudah tidak terbatas pada fungsi tersebut saja.
Keris selain untuk senjata melindungi diri, dan simbol status sosial juga sebagai barang seni yang bernila tinggi dan juga sebagai barang sovenir yang bisa mendatangkan keuntungan bagi perajin keris.
"Jadi mengenai pelestarian keris itu apa bila dikelola dengan baik juga bisa mendatangkan kesejateraan bagi masyarakat," katanya.
Kongres SNKI perta yang berlangsung dari 19-21 April 2011 di Solo, itu selain untuk memilih pengurus baru, juga menysun program kerjas.
Bersama kongres SNKI tersebut juga digelar pameran dan bursa keris dan juga diadakan demontrasi membuat keris oleh para empu-empu muda.

Sumber : 

Rabu, 09 Januari 2013

Ajak Generasi Muda Selamatkan Budaya Batak



Salah satu adegan menyanyi di opera Batak [SP/Hendro Situmorang]Salah satu adegan menyanyi di opera Batak [SP/Hendro Situmorang]
[JAKARTA] Seni budaya Sumatra Utara (Sumut) begitu kental dan khas, apalagi banyak musisi negeri yang berdarah Batak. Namun yang sangat disedihkan kebudayaan itu lambat laun semakin surut termakan oleh globalisasi dan modernisasi, sehingga bukan sedikit generasi muda bangsa ini menganggap kebudayaan adalah suatu hal yang kolot. 

Hal ini akhirnya membuat Rio Silaen memberanikan diri, menyutradarai sebuah pagelaran teater musikal Opera Batak yang bertajuk ”Senandung Kampoeng Halaman”. Pencetus, sutradara sekaligus produser itu mengatakan misi tujuannya adalah dari Batak untuk Indonesia, karena bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia.

 ”Opera Batak ini hasil proses peleburan kemajuan budaya dan zaman. Karena itu kami menggunakan bahasa Indonesia, agar pesan ini sampai ke generasi muda dan melekat. Namun esensinya memakai lagu Batak. Opera ini berkembang dan beda dengan yang dulu dan bersifat kolosal, karena kalau tak berubah, budaya kita bisa akan mati. Opera ini menggabungan musik, tari dan nyanyian,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/7).   

Opera Batak yang akan dipentaskan di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu, 30 Juli besok, akan mempertunjukkan opera yang menarik dan mendaur ulang lagu-lagu  lama, agar mudah melekat dan tak hilang begitu saja pada generasi muda. 

Dikala mungkin anak-anak muda saat ini menganggap ini adalah hal yang kuno, Rio justru ingin mengajak generasi muda untuk bergandengan tangan menghidupkan kembali masyarakat yang berbudaya dan bangga akan bangsanya, karena jika bukan dari kita siapa lagi yang akan melanjutkannya. 

Rio menegaskan, 70 persen pendukungnya bukan (non) orang Batak. Hal ini agar membuka wacana bahwa kita satu bangsa. Musiknya pun disajikan secara universal sama seperti pementasan di Tionghoa, India dan Amerika yang terbuka. ”Maka dari itu lagu-lagu Batak pada opera tersebut ada yang dipadukan dengan musik rap seperti Alusia, namun tak keluar atau lari dari pakemnya (lagu aslinya). Ini sekedar mengikuti trend saat ini,” tuturnya yang menjelaskan usia pemain opera mulai dari yang termuda berusia 7 tahun hingga 70 tahun lebih. 

Penyanyi senior Hakim Tobing sendiri menyambut baik yang akan memprakarsai ”halak Batak” yang lahir di Jakarta. Budaya Batak sebagai salah satu budaya Tanah Air, tidak boleh ditinggalkan, karena semua menunjang ke arah nasional. ”Terus terang saya bangga dengan anak-anak muda khususnya yang tergabung dalam Voice of Indonesia yang peduli dengan budaya Batak dan kampung halamannya. Padahal mereka tidak terlahir di Sumatra Utara, namun darah Batak mereka yang memanggilnya," ujar Hakim. 

Melalui Teater Musikal Opera Batak, ia berharap bisa menjadi sebuah acuan bagi generasi muda kita untuk kembali membangun rasa nasionalisme dan kebangsaan, menjadikan seni dan budaya sebagai salah satu alat pemersatu bangsa. Dalam Opera Batak sendiri akan ada 100 penampil diatas panggung Teater Jakarta nanti, dari penari, paduan suara, kolaborasi gondang Batak dan orkestra, dari seniman senior seperti Hakim Tobing hingga Diva Indonesia si Burung Camar Vina Panduwinata turut tampil dalam Teater  Musikal ini.

 ”Dalam sejarah budaya Batak ini merupakan pagelaran Opera Batak yang terbesar sepanjang seni budaya ini berjalan. Maka dari itu dalam  kesempatan ini  mudah-mudahan seni budaya Batak dapat hidup kembali, dan tentunya sebagai  generasi muda kita terus dapat mempertahankan nilai-nilai positif dalam berkehidupan berbudaya, dan menjunjung nilai persatuan kita sebagai ungkapan kebanggaan kita sebagai anak Batak, dan cinta kita terhadap Bangsa Indonesia,” tambah Franky Sihombing. 

Cerita diperankan oleh Hilmi seorang anak yang pergi meninggalkan tanah kelahirannya dan mengadu nasib di Jakarta. Adegan penting kultur Batak dipertunjukkan mulai dari pernikahan hingga kematian. Bahkan lagu sejarah perjuangan lagu Butet pun akan dinyanyikan secara orkestra dengan lagu lainnya seperti Alusi ahu, O Tano Batak, Anakku Na Burju (anak yang baik), O Tao Na Tio (Danau yang jernih) dan lainnya dengan music director Teffy Mayne.


“…Koreografer EKO Supriyanto : TARIAN Bisa Jadi MEDIA Pemersatu BANGSA…”


NRMnews - JAKARTA, Nama Koreografer Eko Supriyanto melejit ketika ia direkrut sebagai salah satu penari utama dalam tur dunia Madonna berjudul ” Drowned World ” pada tahun 2001.
Namun, Bakatnya dalam olah gerak telah ditempa sejak usia dini, saat Ia mempelajari tarian keraton Jawa serta Pencak Silat dari kakeknya di Magelang, Jawa Tengah.
Kini, Berbagai hasil karya Pria kelahiran Astambul, Kalimantan Selatan, 26 November 1970 ini, telah dipertontonkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Tidak terpikir sebelumnya di benak Eko bahwa ia akan memilih seni sebagai jalan hidupnya, “ Mau-nya sih jadi sekretaris atau pegawai bank karena saya lulusan SMEA negeri Magelang. Tapi ternyata tari membawa saya pada ruang dimensi yang Luar Biasa..”
“..Yang saya rasakan saat saya menari adalah kejujuran tubuh saya mengekspresikan energi untuk kemudian mentransfernya pada penonton”, ucap Eko bersungguh-sungguh. Hal tersebut kemudian membuat Eko semakin meyakini ia dapat menghidupi keluarga dan masa depannya melalui tari.
Seni tari tidak hanya memberinya akses  pada ruang penjelajahan kultural, tetapi juga link dan persahabatan dengan budaya lain. Karir yang dijalani sebagai seniman kontemporer menuntutnya untuk selalu mencari sumber inspirasi kreatif dalam menciptakan tata gerak tari. Bagi Eko, inspirasinya tidak akan pernah habis, “ Bahan-bahan tarian tradisional kita merupakan sumber  inspirasi yang sangat tidak akan pernah habis untuk digali dan dikembangkan”.
“..Inspirasi saya dapatkan melalui perjalanan, melihat kondisi dan keadaan, kemudian dicitrakan pada tradisi budaya saya, tradisi budaya yang lain, mempelajarinya lagi dan kemudian menafsirkannya ulang..”, tuturnya.
"..Disiplin diri dalam latihan menjadi kunci kesuksesan pertunjukkan Eko dan Sanggar Solo Dance Studio-nya.."
 ”..Berbagai jenis musik juga menjadi inspirasi yang sangat kuat di 8 tahun terakhir. Sardono W. Kusumo, Bapak Sal Murgiyanto,Mas Pamardi dan guru-guru saya yang lain, serta teman kerja/kolaborator juga menjadi panutan dalam mengembangkan kemampuan koreografi saya.”
Alhasil, Eko pun diberikan kepercayaan  sebagai konsultan tari untuk tur Los Angeles dan seluruh Amerika Serikat dari pertunjukan Broadway “ The Lion King ”, menata tari dan menjadi penari dalam berbagai karya besutan Peter Sellars, Opera John Adams, Berlin Philharmonic, Tokyo Symphony Orchestra, juga di Lincoln Centre, New York.
Eko juga menjadi aktor, penari dan penata tari di film “Opera Jawa” (2006)  dan The Iron Bed (2008) yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Kekhasan bahasa gerak yang ditampilkan oleh pendiri sekaligus Pengarah Artistik Solo Dance Studio di Surakarta, Indonesia sejak tahun 1996 ini merupakan eksplorasi baru dari berbagai unsur dengan disiplin serta ekspresi animalistik dan teknik tari yang tinggi untuk penari penari di setiap karyanya, sehingga “ Semua orang mendapatkan ruang untuk mengintepretasikan dan menafsirkan makna gerakan tersebut ”
Menanggapi fenomena maraknya budaya tarian “ modern ” yang mewabah dengan cepat di kalangan anak muda Indonesia, entah itu hip-hop, R&B, break dance, latin modern, j-pop, ataupun k-pop, Eko berpendapat, “ Boleh saja melirik dan tertarik dengan budaya orang lain, tarian orang lain, tapi jangan jadi FOLOWER.
"..Bersama Kru Film OPERA JAWA yang dibesut sutradara Garin Nugroho.."
Jangan jadi pengikut yang hanya ikut-ikutan trend. Boleh untuk dipelajari sebagai kekayaan vokabuler dan kepiawaian tubuh sebagai penari, malah wajib hukumnya. Tapi untuk ekspresi pribadi dalam pentas atau berkarya buatlah orang-orang asing itu menjadi follower anda ”
Ia pun sangat yakin akan potensi besar Seni Tari Indonesia di level Nasional maupun Global. “ Harusnya Tarian sangat bisa menjadi sumber pemersatu bangsa ini, karena sepengalaman saya tidak ada di belahan dunia manapun yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman seni dan budaya seperti Bangsa yang indah ini.
Disaat hukum jadi semakin terpuruk, ekonomi juga menekuk, politik membusuk, hanya kesenian dan kebudayaan yang dapat menjadi wakil bangsa ini dalam menunjukkan kekuatan dan kebersatuan Indonesia. Dengan itu harusnya Seniman Indonesia dapat berkiprah di dunia internasional dengan kejujuran akan kearifan dan kekayaan lokal kita untuk menyikapi dunia global ”, tandas Eko, saat di wawancarai langsung oleh redaksi NRMnews setelah pementasannya baru – baru ini di Jakarta.
Sebagai proyek terbarunya, ia tengah menggarap “Para-Human”, dengan Amrita Performing Arts di Phnom Penh Kamboja untuk pertunjukan di Singapore National Museum pada bulan Juli 2012. Ia juga akan menari untuk Arco Renz’s Caravan Production dalam tur Eropa mereka dari bulan September sampai November 2012.
( Oleh :  Red NRMnews / Dwi.Pravita.G )

Budaya Nasional sebagai Pemersatu Bangsa




13525111091912015238

Photo : berita.plasa.msn.com

Budaya Nasional , apa ukurannya ?
Republik Indonesia di Proklamirkan pada 17 Agustus 1945, itu artinya Indonesia didirikan diatas tonggak budaya yang sudah mapan dalam kehidupan bangsa pada tanggal tersebut. Budaya asing yang masuk paska kemerdekaan, harus difilter dengan Pancasila sebagai Dasar Negara yang merupakan satu-satunya sumber hukum positif dan ukuran moral Bangsa. Budaya Nasional yang berdiri diatas tata nilai Primordialistik, itulah budaya Indonesia . Tata nilai Primordialistik yang menyatu dalam satu wadah Kebangsaan ber Bhinneka Tunggal Ika ( Dari ANEKA macam adat, agama dan budaya daerah menyatu menjadi SATU Budaya Indonesia ) , dalam koridor PERSATUAN. Sama sekali BUKAN ditekankan pada kebhinnekaannya yang merupakan budaya asing bersumber pada tata nilai PLURALISME INDIVIDUALISTIK yang anti Budaya Indonesia.

One World Order ( New World Order ) yang merupakan satu rancangan Tata Dunia Baru dalam Satu Kekuasaan melalui berbagai cara, telah melakukan berbagai intervensi BUDAYA secara tersusun, terus menerus, menyeluruh dan berkesinambungan. Tujuannya jelas mengupayakan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada Individu dari semua tata nilai dan ikatan Kebangsaan dengan menggunakan HAM sebagai satu-satunya ukuran tata nilai manusia sebagai makhluk individu dan sebagai warga dunia secara universal.
Berbagai indikator yang tampak dari apa yang dilakukan penggagas One World Order di Indonesia baik melalui gerakan-gerakan yang ditengarai dilakukan oleh Bilderberg, Freemasonry maupun Illuminati adalah :

1. Dari sisi Kelembagaan :
Lembaga Luar Negeri .
Yang menonjol : World Bank , ADB serta IMF , yang ikut aktif mengatur system keuangan & Ekonomi Indonesia.
Lembaga yang ada di dalam Negeri .
Seperti : IIPAC (Indonesia Israel Public Affairs Comitte), Shimon Peres Foundation,Yayasan TIFA ,HRWG. dan banyak lagi yang patut diamati.

2. Dari sisi Budaya:
Mengikis Budaya Persatuan Kebangsaan yang bersumber pada Nilai-nilai Budaya adat, Suku dan Agama ( World View Primordialistik ) dan menggantinya dengan Nilai-nilai Kemanusiaan Individualistik Universal dalam satu tatanan Dunia Baru ( Globalisasi Politik, Globalisasi Ekonomi, Glabalisasi Pendidikan, Globalisasi Informasi, Globalisasi Peradaban, Globalisai Ideologi )
Terutama sekali menghapuskan nilai-nilai Agama dan nilai-nilai Persatuan Kebangsaan yang dianggap akan menjadi penghalang utama The New World Order .
Mengembangkan faham Pluralisme individualistik yang bertumpu pada Hak Azasi Manusia.

3. Dari sisi Politik.
Memutar balikkan Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang seharusnya lebih menekankan pada Persatuan Kebangsaan , diubah penekannanya menjadi kepada KEBHINNEKAAN, yang kemudian secara kasar dibawa kepada faham Pluralisme.
Melakukan Amandemen terhadap UUD 45, dengan memandulkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dimana MPR (menurut UUD 45) merupakan Lembaga Tertinggi Negara menjadi hanya lembaga Tinggi sederajat dengan Presiden dan DPR.
Dan masih banyak lagi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kaki tangan dan antek pembawa misi Dunia Dalam Satu Kekuasaan, atau Tatanan Dunia Baru yang dirancang dalam Mega Konspirasi Dunia yang akan menelan Indonesia pada usianya yang ke 100 tahun.
Budaya Nasional dalam Wawasan Nusantara yang mengkristal sebagai budaya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 harus dipertahankan, bila rakyat Negeri ini masih ingin langgengnya keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Photo-photo koleksi pribadi.

13525114851441369614
1352511405670803009
1352511299147560557

Satu gambaran nyata, hasil photo jepretan tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu menggambarkan diwilayah Pusat Pemerintahan , betapa telah menipisnya rasa kebangsaan tampak tiada lagi gairah untuk mengibarkan bendera merah putih pada Hari Proklamiasi itu.