Kamis, 16 Januari 2014

Makalah Budidaya Tanaman Kencur






PENDAHULUAN

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya. Selain itu, karena kualitas mutu simplisia bahan baku industri ditentukan oleh proses budidaya dan pascapanennya, maka perlu disosialisasikan GAP (Good Agricultural Practices) dan GMP (Good Manufacture Practices), melalui penerapan standar prosedur operasional (SPO) budidaya tanaman.


PERSYARATAN TUMBUH

Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan agroklimat yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 - 30O C, jumlah bulan basah 5 - 9 bulan per tahun dan bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan per tahun 2 500 - 4 000 mm, intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 - 30% hingga tanaman berumur 6 bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir, kemiringan lahan < 3%, dengan jenis tanah latosol, regosol, asosiasi antara latosol-andosol, regosol-latosol serta regosol-litosol, dengan kemasaman tanah 4,5 - 5,0 atau bisa ditambahkan kapur pertanian (kaptan/dolomit) untuk meningkatkan pH sampai 5,5 - 6,5. Disamping itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama bakteri layu.


BAHAN TANAMAN

Kencur (Kaempferia galanga L.; East-Indian Galangal), adalah terna aromatik yang tergolong kedalam famili Zingiberaceae (temu-temuan). Pembeda utama kencur dengan tanaman temu-temuan lainnya adalah daunnya yang menutup tanah.

Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan. Sampai saat ini karakteristik utama yang dapat dijadikan sebagai pembeda kencur adalah daun dan rimpang. Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya, dikenal 2 tipe kencur, yaitu kencur berdaun lebar dengan ukuran rimpang besar dan kencur berdaun sempit dengan ukuran rimpang lebih kecil. Biasanya kencur berdaun lebar dengan bentuk bulat atau membulat, mempunyai rimpang dengan ukuran besar pula, tetapi kandungan minyak atsirinya lebih rendah daripada kencur yang berdaun kecil berbentuk jorong dengan ukuran rimpang lebih kecil. Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda dengan klon dari daerah lain yaitu warna kulit rimpang cokelat terang dan daging rimpang berwarna kuning, berdaun membulat, ujung daun meruncing dengan warna daun hijau gelap.
Selain itu, meskipun ukuran rimpangnya tidak sebesar varietas Galesia-1, calon varietas unggul Galesia-2 dan Galesia-3 dengan ciri utama warna kulit rimpang coklat gelap dan daging rimpang berwarna putih bergaris ungu, bentuk daun bulat dengan ujung daun runcing dan warna daun hijau terang, potensi produksinya mencapai 14-16 ton per ha dengan kandungan minyak atsiri 4 - 7,6%.
Oleh karena itu, untuk menjamin stabilitas dan kepastian hasil dalam budidaya kencur, diperlukan bahan tanaman bermutu yang berasal dari varietas unggul yang jelas asal usulnya, bebas hama dan penyakit, serta tidak tercampur dengan varietas lain

PEMBENIHAN

Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari serangan penyakit, terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Setelah rimpang dipanen, seleksi dilanjutkan untuk membuang benih yang kurang bernas, terserang hama dan penyakit .
Rimpang kencur secara umum dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rimpang utama yang berukuran besar dan rimpang cabang yang ukurannya lebih kecil. Kedua bagian rimpang tersebut dapat digunakan sebagai bahan benih, yang penting rimpang tersebut cukup tua, berasal dari pertanaman berumur 10 bulan dengan ciri utama ketika dibelah dengan tangan berbunyi, kulit mengkilat dan tekstur daging rimpangnya agak keras.

Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 5 -10 gram. Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemai rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm), sehingga dapat beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan terlambat turun, lebih baik rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih dahulu. Karena berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal rimpangnya belum bertunas. Rimpang akan beradaptasi dengan lingkungan, pada saat hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.

BUDIDAYA
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat. Meskipun bahan tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietas unggul yang berpotensi produksi tinggi, apabila tidak didukung dengan teknik budidaya yang optimal tidak akan didapat hasil yang optimal.

Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Genangan diantara tanaman akan memacu berkembangnya benih penyakit terutama penyakit busuk rimpang.

Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Benih ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman monokultur bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15 cm. Untuk penanaman dalam sistem polatanam menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau dilihat berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.

Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan pada saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 - 30 ton/ha, tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan teksturnya padat diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan yang cukup subur cukup 20 ton/ha. Pukan yang kurang matang, harus disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan pupuk buatan diberikan secara tugal atau dilarik dengan jarak 5 cm dari tanaman. Dosis yang diberikan adalah:
Urea 200 - 250 kg/ha, SP-36 250 - 300 kg/ha, KCl 250 - 300 kg/ha,
atau bergantung kepada kesuburan tanah. Urea diberikan 3 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan setelah tumbuh (BST), masing-masing 1/3 dosis. Sedangkan SP-36 dan KCl diberikan satu kali pada saat tanam atau ditunda sebulan apabila curah hujan belum cukup.

Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3 - 6 bulan dengan cara ditumpang sarikan atau disisipkan. Umumnya pola tanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (jagung, kacang tanah, ketela pohon, jenis kacang-kacangan lain) dan tanaman hortikultura (ketimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.

Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma di sekitar tanaman kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus dilakukan penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat curah hujan tinggi, pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan perlu dilakukan lebih intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran kencur.

b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.

c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk. Apabila curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif, karena cucuran air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan terendam. Selain itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Apabila rimpang muncul di permukaan tanah, akan mengurangi kualitas rimpang tersebut (berwarna hijau) dan tidak bertambah besar.

d Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Sampai saat ini masih belum banyak dilaporkan gangguan hama pada tanaman kencur yang bersifat fatal. Kalaupun ada masih terbatas pada serangan hama ulat daun dan belalang. Pengendalian yang perlu diperhatikan dalam budidaya kencur adalah serangan penyakit, walaupun tingkat serangannya masih rendah. Penyakit yang sudah ditemukan di areal pertanaman kencur adalah busuk rimpang dan bercak daun. Busuk rimpang disebabkan oleh bakteri layu seperti pada jahe (Ralstonia solanacearum). Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala daun layu, berwarna kekuningan dan menggulung. Apabila serangan sudah berlanjut, rimpang tanaman tersebut bila dicabut akan tampak gejala pangkal batang membusuk berwarna cokelat kehitaman dan berbau busuk. Didalam rimpang kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan berkembang biaknya telur dan larva serangga hama seperti lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons) dan belatung (Eumerus figurans) yang memakan daging rimpang bagian dalam. Pengendalian penyakit busuk rimpang bisa dilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian bisa dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampai gejala penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan pada pertanaman kencur adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan gejala pada ujung daun terdapat bercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun. Bercak daun akan meluas kearah pangkal daun dan akhirnya seluruh daun mengering. Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida apabila serangan penyakit terjadi pada saat tanaman berumur 1 - 2 bulan. Tetapi apabila serangan pada tanaman tua, penyemprotan tidak diperlukan.
Selain penyakit busuk rimpang dan bercak daun, patogen lain yang menyerang rimpang kencur terutama setelah panen dan pada saat penyimpanan adalah hama kutu perisai (Aspidiella hartii) yang sering disebut sebagai cosmetic insect.


PANEN


Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih. Rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan.
Cara panen kencur dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan. Dengan menggunakan calon varietas unggul kencur Balittro (Galesia) dan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan 12 - 16 ton rimpang segar per ha. Mutu rimpang dari varietas unggul tersebut lebih tinggi dari standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kadar minyak atsiri antara 3,20 - 7,60%; kadar pati 51,09 - 79,71%; kadar sari dalam air 14,50 - 26,22%; kadar sari larut dalam alkohol 3,02 - 7,95%.


PASCA PANEN

Tahapan pengolahan kencur meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Bila mengalami kesulitan, rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa lama, kemudian disikat dengan sikat halus agar tidak melukai kulit rimpang.
Setelah pencucian, rimpang dikering anginkan sampai kulit rimpang tidak berair lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapat langsung dikemas. Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang dengan ukuran 1 -4 mm berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang 1 - 5 cm dan lebar 0,5 - 3 cm. Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan langsung dibawah sinar matahari atau dengan pengering buatan/oven

Penyimpanan

Gudang tempat penyimpanan harus bersih, sejuk, gelap, udaranya cukup kering dan berventilasi. Untuk mencegah pencemaran terhadap barang yang disimpan, gudang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum barang dimasukkan; menambal lubang-lubang yang ada dengan semen; menempatkan jenis barang yang sesuai dan memberinya pembatas. Ventilasi harus baik dan suhu ruang rendah, karena hama menyukai udara yang lembab dan panas. Untuk mengurangi gangguan serangga bisa dilakukan fumigasi secara berkala. Bahan yang telah dikeringkan dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama asalkan kondisi ruang penyimpanan diperhatikan secara tepat dan benar. Pokok pertama yang harus dilakukan adalah cara pengolahan yang tepat dan higienis.


PENGANEKARAGAMAN PRODUK

Selain berupa rimpang segar atau simplisia kering untuk bahan baku obat dan saus rokok serta kebutuhan rumah tangga, kencur bisa dijual dalam bentuk minyak atsiri, ekstrak kering untuk industri obat, atau kristal yang biasa digunakan didalam industri kosmetika. Selain itu bisa diolah dalam bentuk oleoresin. Sedangkan bentuk olahan instant, sirup, bubuk, pati dan beras kencur bisa digunakan untuk industri rumah tangga. Berikut adalah diagram alur pembuatan ekstrak kering dan pemisahan pati yang antara lain biasa digunakan untuk campuran beras kencur.



Sumber : Otih Rostiana, Rosita SMD, Mono Rahardjo dan Taryono
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika 





2 komentar:

  1. ituBola -

    Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap

    & Terpercaya


    Situs Judi Online Sportsbook Terpercaya,

    Terbaik serta Berlisensi di Indonesia.

    Menyediakan berbagai macam permainan

    Sportsbook Terlengkap.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan

    Permainan Meliputi :
    - Sportsbook Terlengkap
    • Sepak Bola
    • BasketBall
    • Esports
    • Dan Lainnya

    Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan

    Juga :
    => Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap

    Hari Seninnya).
    => Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service

    24 Jam Nonstop.

    Deposit Bisa Melalui :
    => Via Bank Lokal Indonesia.
    => Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel &

    XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.

    • Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw

    50,000
    • Proses Deposit & Withdraw Tercepat

    Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
    - LINE : itubola

    757

    - WHATSAPP : +85517696120
    - LIVE CHAT : ituBola

    Alternatif Klik Disini : Pusat

    Bantuan ituBola

    BalasHapus

Be a good commentator . .