Rabu, 09 Januari 2013

Budaya Nasional sebagai Pemersatu Bangsa




13525111091912015238

Photo : berita.plasa.msn.com

Budaya Nasional , apa ukurannya ?
Republik Indonesia di Proklamirkan pada 17 Agustus 1945, itu artinya Indonesia didirikan diatas tonggak budaya yang sudah mapan dalam kehidupan bangsa pada tanggal tersebut. Budaya asing yang masuk paska kemerdekaan, harus difilter dengan Pancasila sebagai Dasar Negara yang merupakan satu-satunya sumber hukum positif dan ukuran moral Bangsa. Budaya Nasional yang berdiri diatas tata nilai Primordialistik, itulah budaya Indonesia . Tata nilai Primordialistik yang menyatu dalam satu wadah Kebangsaan ber Bhinneka Tunggal Ika ( Dari ANEKA macam adat, agama dan budaya daerah menyatu menjadi SATU Budaya Indonesia ) , dalam koridor PERSATUAN. Sama sekali BUKAN ditekankan pada kebhinnekaannya yang merupakan budaya asing bersumber pada tata nilai PLURALISME INDIVIDUALISTIK yang anti Budaya Indonesia.

One World Order ( New World Order ) yang merupakan satu rancangan Tata Dunia Baru dalam Satu Kekuasaan melalui berbagai cara, telah melakukan berbagai intervensi BUDAYA secara tersusun, terus menerus, menyeluruh dan berkesinambungan. Tujuannya jelas mengupayakan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada Individu dari semua tata nilai dan ikatan Kebangsaan dengan menggunakan HAM sebagai satu-satunya ukuran tata nilai manusia sebagai makhluk individu dan sebagai warga dunia secara universal.
Berbagai indikator yang tampak dari apa yang dilakukan penggagas One World Order di Indonesia baik melalui gerakan-gerakan yang ditengarai dilakukan oleh Bilderberg, Freemasonry maupun Illuminati adalah :

1. Dari sisi Kelembagaan :
Lembaga Luar Negeri .
Yang menonjol : World Bank , ADB serta IMF , yang ikut aktif mengatur system keuangan & Ekonomi Indonesia.
Lembaga yang ada di dalam Negeri .
Seperti : IIPAC (Indonesia Israel Public Affairs Comitte), Shimon Peres Foundation,Yayasan TIFA ,HRWG. dan banyak lagi yang patut diamati.

2. Dari sisi Budaya:
Mengikis Budaya Persatuan Kebangsaan yang bersumber pada Nilai-nilai Budaya adat, Suku dan Agama ( World View Primordialistik ) dan menggantinya dengan Nilai-nilai Kemanusiaan Individualistik Universal dalam satu tatanan Dunia Baru ( Globalisasi Politik, Globalisasi Ekonomi, Glabalisasi Pendidikan, Globalisasi Informasi, Globalisasi Peradaban, Globalisai Ideologi )
Terutama sekali menghapuskan nilai-nilai Agama dan nilai-nilai Persatuan Kebangsaan yang dianggap akan menjadi penghalang utama The New World Order .
Mengembangkan faham Pluralisme individualistik yang bertumpu pada Hak Azasi Manusia.

3. Dari sisi Politik.
Memutar balikkan Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang seharusnya lebih menekankan pada Persatuan Kebangsaan , diubah penekannanya menjadi kepada KEBHINNEKAAN, yang kemudian secara kasar dibawa kepada faham Pluralisme.
Melakukan Amandemen terhadap UUD 45, dengan memandulkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dimana MPR (menurut UUD 45) merupakan Lembaga Tertinggi Negara menjadi hanya lembaga Tinggi sederajat dengan Presiden dan DPR.
Dan masih banyak lagi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kaki tangan dan antek pembawa misi Dunia Dalam Satu Kekuasaan, atau Tatanan Dunia Baru yang dirancang dalam Mega Konspirasi Dunia yang akan menelan Indonesia pada usianya yang ke 100 tahun.
Budaya Nasional dalam Wawasan Nusantara yang mengkristal sebagai budaya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 harus dipertahankan, bila rakyat Negeri ini masih ingin langgengnya keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Photo-photo koleksi pribadi.

13525114851441369614
1352511405670803009
1352511299147560557

Satu gambaran nyata, hasil photo jepretan tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu menggambarkan diwilayah Pusat Pemerintahan , betapa telah menipisnya rasa kebangsaan tampak tiada lagi gairah untuk mengibarkan bendera merah putih pada Hari Proklamiasi itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Be a good commentator . .