Rabu, 09 Januari 2013

“…Koreografer EKO Supriyanto : TARIAN Bisa Jadi MEDIA Pemersatu BANGSA…”


NRMnews - JAKARTA, Nama Koreografer Eko Supriyanto melejit ketika ia direkrut sebagai salah satu penari utama dalam tur dunia Madonna berjudul ” Drowned World ” pada tahun 2001.
Namun, Bakatnya dalam olah gerak telah ditempa sejak usia dini, saat Ia mempelajari tarian keraton Jawa serta Pencak Silat dari kakeknya di Magelang, Jawa Tengah.
Kini, Berbagai hasil karya Pria kelahiran Astambul, Kalimantan Selatan, 26 November 1970 ini, telah dipertontonkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Asia dan Eropa.
Tidak terpikir sebelumnya di benak Eko bahwa ia akan memilih seni sebagai jalan hidupnya, “ Mau-nya sih jadi sekretaris atau pegawai bank karena saya lulusan SMEA negeri Magelang. Tapi ternyata tari membawa saya pada ruang dimensi yang Luar Biasa..”
“..Yang saya rasakan saat saya menari adalah kejujuran tubuh saya mengekspresikan energi untuk kemudian mentransfernya pada penonton”, ucap Eko bersungguh-sungguh. Hal tersebut kemudian membuat Eko semakin meyakini ia dapat menghidupi keluarga dan masa depannya melalui tari.
Seni tari tidak hanya memberinya akses  pada ruang penjelajahan kultural, tetapi juga link dan persahabatan dengan budaya lain. Karir yang dijalani sebagai seniman kontemporer menuntutnya untuk selalu mencari sumber inspirasi kreatif dalam menciptakan tata gerak tari. Bagi Eko, inspirasinya tidak akan pernah habis, “ Bahan-bahan tarian tradisional kita merupakan sumber  inspirasi yang sangat tidak akan pernah habis untuk digali dan dikembangkan”.
“..Inspirasi saya dapatkan melalui perjalanan, melihat kondisi dan keadaan, kemudian dicitrakan pada tradisi budaya saya, tradisi budaya yang lain, mempelajarinya lagi dan kemudian menafsirkannya ulang..”, tuturnya.
"..Disiplin diri dalam latihan menjadi kunci kesuksesan pertunjukkan Eko dan Sanggar Solo Dance Studio-nya.."
 ”..Berbagai jenis musik juga menjadi inspirasi yang sangat kuat di 8 tahun terakhir. Sardono W. Kusumo, Bapak Sal Murgiyanto,Mas Pamardi dan guru-guru saya yang lain, serta teman kerja/kolaborator juga menjadi panutan dalam mengembangkan kemampuan koreografi saya.”
Alhasil, Eko pun diberikan kepercayaan  sebagai konsultan tari untuk tur Los Angeles dan seluruh Amerika Serikat dari pertunjukan Broadway “ The Lion King ”, menata tari dan menjadi penari dalam berbagai karya besutan Peter Sellars, Opera John Adams, Berlin Philharmonic, Tokyo Symphony Orchestra, juga di Lincoln Centre, New York.
Eko juga menjadi aktor, penari dan penata tari di film “Opera Jawa” (2006)  dan The Iron Bed (2008) yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Kekhasan bahasa gerak yang ditampilkan oleh pendiri sekaligus Pengarah Artistik Solo Dance Studio di Surakarta, Indonesia sejak tahun 1996 ini merupakan eksplorasi baru dari berbagai unsur dengan disiplin serta ekspresi animalistik dan teknik tari yang tinggi untuk penari penari di setiap karyanya, sehingga “ Semua orang mendapatkan ruang untuk mengintepretasikan dan menafsirkan makna gerakan tersebut ”
Menanggapi fenomena maraknya budaya tarian “ modern ” yang mewabah dengan cepat di kalangan anak muda Indonesia, entah itu hip-hop, R&B, break dance, latin modern, j-pop, ataupun k-pop, Eko berpendapat, “ Boleh saja melirik dan tertarik dengan budaya orang lain, tarian orang lain, tapi jangan jadi FOLOWER.
"..Bersama Kru Film OPERA JAWA yang dibesut sutradara Garin Nugroho.."
Jangan jadi pengikut yang hanya ikut-ikutan trend. Boleh untuk dipelajari sebagai kekayaan vokabuler dan kepiawaian tubuh sebagai penari, malah wajib hukumnya. Tapi untuk ekspresi pribadi dalam pentas atau berkarya buatlah orang-orang asing itu menjadi follower anda ”
Ia pun sangat yakin akan potensi besar Seni Tari Indonesia di level Nasional maupun Global. “ Harusnya Tarian sangat bisa menjadi sumber pemersatu bangsa ini, karena sepengalaman saya tidak ada di belahan dunia manapun yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman seni dan budaya seperti Bangsa yang indah ini.
Disaat hukum jadi semakin terpuruk, ekonomi juga menekuk, politik membusuk, hanya kesenian dan kebudayaan yang dapat menjadi wakil bangsa ini dalam menunjukkan kekuatan dan kebersatuan Indonesia. Dengan itu harusnya Seniman Indonesia dapat berkiprah di dunia internasional dengan kejujuran akan kearifan dan kekayaan lokal kita untuk menyikapi dunia global ”, tandas Eko, saat di wawancarai langsung oleh redaksi NRMnews setelah pementasannya baru – baru ini di Jakarta.
Sebagai proyek terbarunya, ia tengah menggarap “Para-Human”, dengan Amrita Performing Arts di Phnom Penh Kamboja untuk pertunjukan di Singapore National Museum pada bulan Juli 2012. Ia juga akan menari untuk Arco Renz’s Caravan Production dalam tur Eropa mereka dari bulan September sampai November 2012.
( Oleh :  Red NRMnews / Dwi.Pravita.G )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Be a good commentator . .