Jumat, 05 Juli 2013

Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa


Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau enggak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.



Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa. Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini.

Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewekcewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.

“Bulimia nervosa”

Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.

Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.

Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasa mereka orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cendrerung ferfeksionis.


Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau lainnya.

Seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa apabila ia mengalami semua tanda berikut ini:
1.      Berulang-ulang makan dalam jumlah sangat banyak (rata-rata dua kali dalam seminggu selama sedikitnya tiga bulan)
2.      Merasa tidak dapat mengontrol dirinya ketika sedang makan.
3.      Secara teratur menggunakan obat-obatan untuk mencegah berat badannya naik, seperti obat perangsang muntah, obat pencahar, berpuasa atau berdiet ketat, atau berolahraga secara berlebihan

Sangat mencemaskan bentuk dan berat badannya.

Makan dalam jumlah berlebihan secara sekaligus dapat merusak keseimbangan mineral tubuh seperti sodium dan potasium. Hal ini menyebabkan rasa lelah, berdebar-debar, detak jantung yang tidak teratur, dan tulang keropos. Muntah berulang-ulang dapat merusak lambung dan saluran esophagus (saluran yang membawa makanan ke lambung) karena memaksa lambung berkontraksi secara tidak wajar. Selain itu, asam lambung yang keluar bersama muntah membuat gusi menyusut dan mengikis email gigi. Dampak yang lain adalah timbulnya ruam di kulit, pecahnya pembuluh darah di muka dan menstruasi yang tidak teratur.

“Anorexia nervosa”

Berbeda dengan penderita bulimia yang makan dalam jumlah berlebihan kemudian berusaha membuangnya, penderita anorexia nervosa makan dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga berlebihan untuk menjaga berat badan. Tanda-tanda yang dialami penderita anorexia adalah sebagai berikut:

1.      Menolak untuk mempertahankan berat badan normal dan cenderung selalu ingin lebih kurus.
2.      Selalu ketakutan berat badannya akan naik walaupun kenyataannya berat badannya turun terus.
3.      Berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut atau lebih padahal tidak hamil
Anoreksia kebanyakan diderita oleh para remaja yang sedang mengalami masa pubertas dan perubahan fisik. Mereka mulai ingin memiliki tubuh indah seperti para seleb dan sangat takut dengan bertambahnya berat badan karena khawatir akan merusak penampilan.
Tentu saja hal ini memicu keinginan mereka untuk mengontrol salah satu sisi kehidupannya, meskipun terkadang dilakukan dengan cara yang salah, yang akhirnya berujung pada kelainan pola makan. Anoreksia bisa dialami oleh laki-laki ataupun perempuan. Namun, kebanyakan penderitanya adalah perempuan.
Anorexia pada umumnya mulai diderita seseorang pada usia remaja, walaupun bisa juga mulai muncul ketika anak berusia lima tahun atau pada orang tua berusia 60-an tahun. Gejala anorexia bisa bermacam-macam tergantung individu yang menderitanya.
Penderita anoreksia mengalami gejala yang berbeda dengan bulimia nervosa. Gejala-gejala anoreksia antara lain selalu ingin kurus karena dia selalu merasa tubuhnya gemuk, padahal sudah memiliki badan yang kurus.
Penderita anoreksia mengalami ketakutan terhadap naiknya berat badan, selalu mengelak merasa lapar, berat badan menurun sekitar 20% dari berat badan normal, berolahraga secara berlebihan, berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut atau lebih padahal tidak sedang hamil, sering menyisihkan makan di piringnya dan memotong-motong menjadi bagian kecil, mengunyah pelan-pelan, sulit tidur, suka menyendiri, menarik diri dari teman dan keluarganya, serta selalu menganggap dalam tubuhnya itu terdapat banyak sekali lemak.
Penderita anoreksia tidak bisa terus-menerus dibiarkan, karena selain akan merusak tubuh, juga akan menyebabkan berbagai gangguan yang akhirnya dapat menimbulkan penyakit lain. Pengaruh yang dapat timbul, antara lain tekanan darah terus-menerus menurun dengan drastis, napas melemah, kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan mulai menghilang, kulit menjadi kering, rambut dan kuku menjadi rapuh, sering merasa pusing, kedinginan, sembelit, dan pembengkakan sendi.
Ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh juga bisa menyebabkan serangan jantung. Sedangkan kekurangan lemak dalam tubuh menyebabkan temperatur tubuh terus menurun. Penderita anoreksia dalam sehari bisa tidak makan sama sekali, karena mereka berpandangan, makin sedikit makanan yang dikonsumsi dalam seharinya, akan semakin bagus.
Penderita yang mengalami penyakit ini akan mengalami keadaan tidak stabil, antara membaik dan memburuk. Namun, semakin lama, kondisi tubuhnya akan semakin menurun. Mereka juga akan selalu menghitung-hitung kalori pada makanan yang dimakan, serta menimbang semua makanan yang akan dimakannya.
Penyakit ini dapat bolak-balik membaik kemudian memburuk, tetapi bisa juga makin lama makin buruk tanpa ada tanda-tanda perbaikan sama sekali.

Selain berolahraga secara berlebihan, penderita anorexia biasanya punya kebiasaan makan yanag aneh, seperti menyisihkan makan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh mereka sebagai lemak yang harus dimusnahkan. Tidak adanya lemak di tubuh membuat penderita anorexia merasa tidak nyaman ketika duduk ataupun berbaring (saking kurusnya). Selain itu mereka sulit tidur. Dengan berlanjutnya penyakit ini, penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.

Tubuh penderita bereaksi terhadap kondisi ini dengan cara menghentikan beberapa proses. Tekanan darah menurun drastis, napas melemah, pada wanita menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi tidak dimulai sama sekali), dan kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan menghilang. Kulit mengering, rambut, dan kuku menjadi rapuh.

Gejala lain yang timbul adalah pusing, kedinginan, sembelit, serta pembengkakan sendi.

Kekurangan lemak menyebabkan temperatur tubuh menurun. Sebagai mekanisme alam, tumbuh lanugo atau rambut di seluruh tubuh termasuk wajah. Selain itu, ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh juga dapat menyebabkan serangan jantung.

Penyebab Penyakit Anorexia dan Bulimia Nervosa
  • Tekanan budaya supaya tubuh terlihat ramping dan cantik.
  • Masalah psikologis seperti kurangnya percaya diri, ketidakberhasilan, depresi, perlunya kendali, kekerasan fisik atau seksual, dll.
  • Lingkungan keluarga seperti percekcokan antara anggota keluarga, ketidakteraturan dalam memasak atau penyajian makanan, dll.
  • Faktor genetik.
  • Transisi hidup seperti awal masa remaja, putus cinta, kegagalan di sekolah atau di tempat kerja, kematian orang terdekat, dll.
Pengobatan

Baik dalam kasus bulimia maupun anorexia diperlukan penanganan dini, karena penanganan yang terlambat mempersulit pengobatan. Biasanya, keluarga pasien akan diminta bantuan dalam perawatan, seperti terapi dapat berlangsung setahun atau lebih, bisa dilakukan sendiri di rumah bersama keluarga atau untuk kasus yang parah dengan rawat inap di rumah sakit.

Kalau ada teman atau saudara yang kita pikir menderita penyakit ini, segera ajak mereka ke dokter. Tetapi ingat, tekankan bahwa kita memang peduli dan tunjukkan sikap yang tidak menghakimi. Kalau kamu sendiri menderita, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Bahwa ini adalah masalah kesehatan dan kamu memerlukan bantuan dokter. Sebagai langkah awal, bicaralah pada orang tua, dokter keluarga, atau guru BP. Makin cepat dapat bantuan, makin besar kesempatan untuk sembuh total.
Pengobatan alami
  • Konsumsi 2-3 buah jeruk segar, di mana salah satunya dikonsumsi sehabis makan siang.
  • Ambil 1 gelas air dan rebus 2-3 siung bawang putih di dalamnya. Saring dan tambahkan ekstrak jeruk nipis, lalu konsumsi dua kali sehari selama 7 hari.
  • Apel bisa menolong menstimulasi aliran pepsin, yaitu enzim protein pencernaan dalam lambung.
  • Rebus 3-4 siung bawang putih ke dalam segelas air. Lalu tambahkan ekstrak 1/2 jeruk nipis dan minum dua kali sehari.
  • Pukul 5 gm jahe lalu jilat bersamaan dengan garam batu sehari sekali.
  • Tanaman herbal seperti chamomile, marjoram, hawthorn, myrrh, gentian, wormwood, hops, sage, thyme, lavender, tarragon, yarrow, dan centaury sangat manjur untuk mengobati anorexia.
  • Horseradish juga penstimulasi nafsu makan sehingga baik untuk mengobati anorexia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Be a good commentator . .